Senin, 01 Agustus 2011

tempayan retak

Tempayan Retak
Seorang tukang air memiliki dua tempayan
besar. Masing-masing bergantung pada kedua
ujung sebuah pikulan, yang dibawa menyilang
pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak.
Sedangkan tempayan yang satunya lagi tidak.
Jika tempayan yang tidak retak itu selalu dapat
membawa air penuh setelah perjalanan
panjang dari mata air ke rumah majikannya,
tempayan yg retak itu hanya dapat membawa
air setengah penuh.
Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari. Si
tukang air hanya dapat membawa satu
setengah tempayan air ke rumah majikannya.
Tentu saja si tempayan yang tidak retak
merasa bangga akan prestasinya, karena dapat
menunaikan tugasnya dengan sempurna.
Namun si tempayan retak yang malang itu
merasa malu sekali akan ketidak-
sempurnaannya, dan merasa sedih sebab ia
hanya dapat memberikan setengah dari porsi
yang seharusnya dapat diberikannnya.
Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan
pahit ini, tempayan retak itu berkata kepada si
tukang air, "Saya sungguh malu pada diri saya
sendiri, dan saya ingin mohon maaf
kepadamu."
"Kenapa?" tanya si tukang air. "Kenapa kamu
merasa malu?"
"Saya hanya mampu, selama dua tahun ini,
membawa setengah porsi air dari yang
seharusnya dapat saya bawa karena adanya
retakan pada sisi saya telah membuat air yang
saya bawa bocor sepanjang jalan menuju
rumah majikan kita. Karena cacadku itu, saya
telah membuatmu rugi." kata tempayan itu.
Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan
retak. Dan dalam belas kasihannya, ia berkata,
"Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku
ingin kamu memperhatikan bunga-bunga
indah di sepanjang jalan."
Benar, ketika mereka naik ke bukit, si
tempayan retak memperhatikan. Dan baru
menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di
sepanjang sisi jalan. Dan itu membuatnya
sedikit terhibur.
Namun pada akhir perjalanan, ia kembali sedih
karena separuh air yang dibawanya telah
bocor, dan kembali tempayan retak itu
meminta maaf pada si tukang air atas
kegagalannya.
Si tukang air berkata kepada tempayan itu,
"Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-
bunga di sepanjang jalan si sisimu, tapi tidak
ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan
yang lain yang tidak retak itu. Itu karena aku
selalu menyadari akan cacadmu, dan aku
memanfaatkannya . Aku telah menanam
benih-benih bunga di sepanjang jalan di
sisimu. Dan setiap hari jika kita berjalan pulang
dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu.
Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik
bunga-bunga indah itu untuk menghias meja
majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu
ada, majikan kita tak akan dapat menghias
rumahnya seindah sekarang."
PESAN MORAL :
Setiap dari kita memiliki cacad dan kekurangan
kita sendiri.
Kita semua adalah tempayan retak.
Namun jika kita mau, Tuhan akan
menggunakan kekurangan kita untuk
menghias-Nya.
Di mata Tuhan yang bijaksana, tak ada yang
terbuang percuma.
Jangan takut akan kekuranganmu.
Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun dapat
menjadi sarana keindahan Tuhan.
Ketahuilah, di dalam kelemahan kita, kita
menemukan kekuatan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar