Rabu, 17 Agustus 2011

bahlul dan tahta raja


Mobile Mobile Site Site | | Situs Situs Penuh Penuh
Theme Theme : : WPtouch WPtouch by by BraveNewCode BraveNewCode . .
Blog Blog pada pada WordPress WordPress . . com com . .
Bahlul dan Tahta Raja
29 Oktober 2009 @ 3:14 am › Salik
Kadisiyyah
Bahlul, si tolol yang
bijaksana, sering
menyembunyikan
kecendekiaannya di balik
tabir kegilaan. Dengan itu, ia
dapat keluar masuk istana Harun Al-Rasyid
dengan bebasnya. Sang Raja pun amat
menghargai bimbingannya.
Suatu hari, Bahlul masuk ke istana dan
menemukan singgasana Raja kosong. Dengan
enteng, ia langsung mendudukinya. Menempati
tahta Raja termasuk ke dalam kejahatan berat dan
boleh dihukum mati. Para pengawal menangkap
Bahlul, menyeretnya turun dari tahta, dan
memukulinya. Mendengar teriakan Bahlul yang
kesakitan, Raja segera menghampirinya.
Bahlul masih menangis keras ketika Raja
menanyakan sebab keributan ini kepada para
pengawal. Raja berkata kepada yang memukuli
Bahlul, “Kasihan! Orang ini gila. Mana ada orang
waras yang berani menduduki singgasana Raja?”
Ia lalu berpaling ke arah Bahlul, “Sudahlah, tak
usah menangis. Jangan kuatir, cepat hapus air
matamu.” Bahlul menjawab, “Wahai Raja, bukan
pukulan mereka yang membuatku menangis.
Aku menangis karena kasihan terhadapmu!”
“Kau mengasihaniku?” Harun mengherdik,
“Mengapa engkau harus menangisiku?” Bahlul
menjawab, “Wahai Raja, aku cuma duduk di
tahtamu sekali tapi mereka telah memukuliku
dengan begitu keras. Apalagi kau, kau telah
menduduki tahtamu selama dua puluh tahun.
Pukulan seperti apa yang akan kau terima? Aku
menangis karena memikirkan nasibmu yang
malang…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar