Rabu, 17 Agustus 2011

orang yg berjalan diatas air

Orang yang Berjalan di
Atas Air
29 Oktober 2009 @ 3:33 am › Salik
Kadisiyyah
Seorang darwis yang
berpegang kepada kaidah,
yang berasal dari mazhab
yang saleh, pada suatu hari
berjalan menyusur tepi
sungai. Ia memusatkan perhatian pada berbagai
masalah moral dan ajaran, sebab itulah yang
menjadi pokok perhatian pengajaran Sufi dalam
mazhabnya. Ia menyamakan agama, perasaan,
dengan pencarian kebenaran mutlak.Tiba-tiba
renungannya terganggu oleh teriakan keras:
Seseorang terdengar mengulang-ulang suatu
ungkapan darwis. Tak ada gunanya itu, katanya
kepada diri sendiri. Sebab orang itu telah salah
mengucapkannya. Seharusnya diucapkannya yâ
hû, tapi ia mengucapkannya u yâ hû.
Kemudian ia menyadari bahwa sebagai darwis
yang lebih teliti, ia mempunyai kewajiban untuk
meluruskan ucapan orang itu. Mungkin orang itu
tidak pernah mempunyai kesempatan mendapat
bimbingan yang baik, dan karenanya telah
berbuat sebaik-baiknya untuk menyesuaikan diri
dengan gagasan yang ada di balik suara yang
diucapkannya itu.
Demikianlah darwis yang pertama itu menyewa
perahu dan pergi ke pulau di tengah-tengah arus
sungai, tempat asal suara yang didengarnya tadi.
Didapatinya orang itu duduk di sebuah gubuk
alang-alang, bergerak-gerak sangat sukar teratur
mengikuti ungkapan yang diucapkannya itu.
Sahabat, kata darwis pertama, Anda keliru
mengucapkan ungkapan itu. Saya berkewajiban
memberitahukan hal ini kepada Anda, sebab ada
pahala bagi orang yang memberi dan menerima
nasihat. Inilah ucapan yang benar. Lalu ia
memberitahukannya ucapan itu. Terimakasih,
kata darwis yang lain itu dengan rendah hati.
Darwis pertama turun ke perahunya lagi, sangat
puas, sebab baru saja berbuat amal. Bagaimana
pun kalau orang boleh mengulang-ulang
ungkapan rahasia itu dengan benar, ada
kemungkinan boleh berjalan di atas air. Hal itu
memang belum pernah disaksikannya sendiri,
tetapi berdasarkan alasan tertentu- darwis
pertama itu ingin sekali boleh melakukannya. Kini
ia tak mendengar lagi suara gubuk alang-alang
itu, tapi ia yakin bahwa nasihatnya telah
dilaksanakan sebaik-baiknya.
Kemudian didengarnya lagi ucapan u yâ hû yang
keliru itu ketika darwis yang di pulau tersebut
mulai mengulang-ulang ucapannya…. Ketika
darwis pertama merenungkan hal itu,
memikirkan betapa manusia memang suka
bersikeras mempertahankan kekeliruan, tiba-tiba
disaksikannya pemandangan yang menakjubkan.
Dari arah pulau itu, darwis kedua tadi tampak
menuju perahunya, berjalan di atas air….
Karena takjubnya, ia pun berhenti mendayung.
Darwis kedua pun mendekatinya, katanya,
Saudara, maaf saya mengganggu Anda. Saya
datang untuk menanyakan cara yang benar untuk
mengucapkan ungkapan yang Anda beritahukan
kepada saya tadi; sulit benar rasanya mengingat-
ingatnya
Sumber: syafii.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar