Senin, 01 Agustus 2011

catatan sayap patah keagungan

Hingga aku bertemu denganmu, sosok yang tak
pernah ku duga akan mampu meluluhkan jiwaku
yang beku.
Meski aku sadar, belum sepenuhnya pintuku
mampu terbuka lebar untuk menyambutmu.
Maafkan aku.. maafkan karena telah muncul yang
tak semestinya muncul di antara kita untuk saat ini.
Aku tahu, kaupun tahu, dan kita memang telah
saling mengetahui bahwa apa yang kita rasakan tak
seharusnya kita pahami sekarang. Aku masih tak
mengerti, mengapa waktu yang ada justru
memberi kita ruang untuk saling mengetahui apa
yang kita simpan selama ini.
Ini kehendak-Nya.. aku tahu itu, tapi aku masih
tetap berada pada singgasana ketakpahamanku
tentang yang terjadi.
Aku tak pernah menyangka dengan apa yang kita
bicarakan.
Kau tahu, aku di sini sendiri, hidup dengan duniaku
yang sunyi.
Kau juga tahu, aku masih belum mampu
mengeluarkan diriku dari keterpurukanku.
Namun kau tetap hadir, mungkin awalnya tak
sebagai ini, aku bisa menerima.
Tapi kini, mengapa kau munculkan yang belum
ingin aku adakan di hatiku, sekarang? Saat
semuanya mulai semakin jelas bahwa yang aku
kira selama ini tentangmu memang tak melenceng
sedikitpun.
Aku tak sanggup, bahkan untuk menyebutmu saja
aku bingung.
Apa pantas jika ku sebut engkau kasih.?
Sedang hatiku masih menolaknya dengan tegas,
kau bukan kasih. Kau masih jauh di ambang
cakrawala penantianku yang panjang.
Kau pun masih mengijinkanku terbang bebas
mengarungi langit kehidupanku yang terbentang
luas di atas sana.
Di atas segala pandangan lebarku, kau juga masih
mengijinkanku memilih, memilih siapa dan mana
yang nantinya akan menjadi terbaik untukku.
Ya.. aku masih belum milikmu, kau juga belum
menjadi milikku. Apakah ini yang dinamakan
ketulusan?
Apakah kau benar-benar tulus mencintai hatiku?
Hingga kau akan rela jika waktu ternyata tak
mengijinkan kita untuk mempertahankan apa yang
ada di hati dan jiwa kita saat ini..
Kau berpikir jauh, aku haru dan aku salut pada
kedewasaanmu. Menyatukan dua hati tak semudah
mengungkapkanny a.
Kita perlu kesamaan misi dan visi, tujuan, dan
banyak hal lain.
Aku paham, dan aku bisa menerimanya.
Kau selalu berkata “biarkan ini mengalir seperti air,
jika ada bebatuan menghalangi lajunya, jangan kau
hempas, air itu akan tetap mengalir ke muaranya,
percayalah”.
Ku percaya.. dan akhirnya kita akan saling
menjaga.
Aku yakin, jika kita memang ditakdirkan untuk
bersatu, jika aku adalah potongan tulang rusukmu,
aku pasti akan kembali padamu.
Kita hanya tinggal menunggu kehendak waktu..
Terima kasih atas perasaan hatimu, meski kini kita
masih membatasinya..
Dan puisi ini kembali ku persembahkan untukmu..
Duhai separuh hati yang Tuhan ciptakan untukku..
aku menantimu di sini, di kediamanku yang abadi
dengan segala kesucian yang ku simpan
untukmu..
aku merindumu menunggumu dengan segenap
kesabaranku..
Dan ku hias pintu-pintu hatiku dengan bentuk kasih
yang terindah
yang hanya akan ku persembahkan untukmu..
Untuk pasangan sayap yang akan membawaku
terbang ke dunia keindahankan ku abdikan seluruh
hidupku untukmu karena-Nya
karena DIA yang memasangkan hati kita pada
sebuah bingkai cinta termanis bertatahkan
ketulusan dan kesetiaan..
Engkau yang akan menjadikan cinta itu tanpa
syarat bagiku dan aku akan terus setia
menunggumu hingga waktu itu tiba waktu yang
Tuhan ijinkan untuk kita bersatu..
15 September 2010
Amenk Kaleem Aku mengagumimu seperti aku
berjalan di konter hape..aku melihat barang
berharga itu hanya dibalik etalase,memutar
balikan mata indra antara batin dan hasrat
memiliki,hanya kunikmati keindahan tanpa mampu
mengambil atau memiliki..tak ada dalam daftar
harga tak kuasa menawar tak sanggup membeli
sesuatu yang original darimu..meski diluar sana
banyak imitasi atau produk cina dengan fitur yang
lebih ungul,aku hanya akan datang kembali setelah
upahku terbayar lunas bulan depan atau aku kredit
kamu dengan ketulusan yang tak pernah lelah
bahkan sekalipun aku berputus asa aku yakin
Tuhan menghitung semua kagumku dan akan
kusimpan sebagai rahasia terindah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar