Sabtu, 13 Agustus 2011

cukup itu berapa??

Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata
air ajaib. Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan
uang emas yang tak terhingga banyaknya. Mata
air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya
seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran
uang emas itu baru akan berhenti bila si petani
mengucapkan kata “cukup”.
Seketika si petani terperangah melihat kepingan
uang emas berjatuhan di depan hidungnya.
Diambilnya beberapa ember untuk menampung
uang kaget itu. Setelah semuanya penuh,
dibawanya ke gubug mungilnya untuk disimpan
disana. Kucuran uang terus mengalir sementara
si petani mengisi semua karungnya, seluruh
tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya.
Masih kurang! Dia menggali sebuah lubang besar
untuk menimbun emasnya. Belum cukup, dia
membiarkan mata air itu terus mengalir hingga
akhirnya petani itu mati tertimbun bersama
ketamakannya karena dia tak pernah bisa berkata
cukup.
~~~
Sahabatku, Kata yang paling sulit diucapkan oleh
manusia barangkali adalah kata “cukup”.
Kapankah kita bisa berkata cukup? Hampir semua
pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan
sepadan dengan kerja kerasnya. Pengusaha
hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya
masih dibawah target. Istri mengeluh suaminya
kurang perhatian. Suami berpendapat istrinya
kurang pengertian. Anak-anak menganggap
orang tuanya kurang murah hati. Semua merasa
kurang dan kurang. Kapankah kita bisa berkata
cukup?
Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya.
Cukup adalah persoalan kepuasan hati.
Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang
bisa mensyukuri. Tak perlu takut berkata cukup.
Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita
berhenti berusaha dan berkarya. “Cukup” jangan
diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan
berpuas diri.
Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat
apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum
kita dapatkan.
Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita
sulit berkata cukup. Belajarlah mencukupkan diri
dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka
kita akan menjadi manusia yang berbahagia.
Belajarlah untuk berkata “Cukup”.
Trimakasih telah membaca, semoga
bermanfaat…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar