Jumat, 22 Juli 2011

dan umar pun menangis..

Pernahkah anda membaca dalam riwayat akan
Umar bin Khatab menangis?
Umar bin Khatab terkenal gagah perkasa sehingga
disegani lawan maupun kawan. Bahkan konon,
dalam satu riwayat, Nabi menyebutkan kalau
Syeitan pun amat segan dengan Umar sehingga
kalau Umar lewat di suatu jalan, maka Syeitan
pun menghindar lewat jalan yang lain.
Terlepas dari kebenaran riwayat terakhir ini, yang
jelas keperkasaan Umar sudah menjadi buah bibir
di kalangan umat Islam. Karena itu kalau Umar
sampai menangis tentulah itu menjadi peristiwa
yang menakjubkan. Mengapa “singa padang
pasir” ini sampai menangis?
Umar pernah meminta izin menemui rasulullah.
Ia mendapatkan beliau sedang berbaring di atas
tikar yang sangat kasar. Sebagian tubuh beliau
berada di atas tanah. Beliau hanya berbantal
pelepah kurma yang keras. Aku ucapkan salam
kepadanya dan duduk di dekatnya.
Aku tidak sanggup menahan tangisku. Rasul yang
mulia bertanya, “mengapa engkau menangis ya
Umar?” Umar menjawab, “bagaimana aku tidak
menangis. Tikar ini telah menimbulkan bekas
pada tubuh engkau, padahal Engkau ini Nabi Allah
dan kekasih-Nya. Kekayaanmu hanya yang aku
lihat sekarang ini. Sedangkan Kisra dan kaisar
duduk di singgasana emas dan berbantalkan
sutera”.
Nabi berkata, “mereka telah menyegerakan
kesenangannya sekarang juga; sebuah
kesenangan yang akan cepat berakhir. Kita adalah
kaum yang menangguhkan kesenangan kita
untuk hari akhir. Perumpamaan hubunganku
dengan dunia seperti orang yang bepergian pada
musim panas. Ia berlindung sejenak di bawah
pohon, kemudian berangkat dan
meninggalkannya.”
Indah nian perumpamaan Nabi akan hubungan
beliau dengan dunia ini. Dunia ini hanyalah tempat
pemberhentian sementara; hanyalah tempat
berteduh sejenak, untuk kemudian kita
meneruskan perjalanan yang sesungguhnya.
Ketika anda pergi ke Belanda, biasanya pesawat
akan transit di Singapura.
Atau anda pulang dari Saudi Arabia, biasanya
pesawat anda mampir sejenak di Abu Dhabi.
Anggap saja tempat transit itu, Singapura dan
Abu Dhabi, merupakan dunia ini. Apakah ketika
transit anda akan habiskan segala perbekalan
anda? Apakah anda akan selamanya tinggal di
tempat transit itu? Ketika anda sibuk shopping
ternyata pesawat telah memanggil anda untuk
segera meneruskan perjalanan anda. Ketika anda
sedang terlena dan sibuk dengan dunia ini, tiba-
tiba Allah memanggil anda pulang kembali ke sisi-
Nya. Perbekalan anda sudah habis, tangan anda
penuh dengan bungkusan dosa anda, lalu apa
yang akan anda bawa nanti di padang Mahsyar?
Sisakan kesenangan anda di dunia ini untuk bekal
anda di akherat. Dalam tujuh hari seminggu,
mengapa tak anda tahan segala nafsu, rasa lapar
dan rasa haus paling tidak dua hari dalam
seminggu. Lakukan ibadah puasa senin-kamis.
Dalam dua puluh empat jam sehari, mengapa tak
anda sisakan waktu barang satu-dua jam untuk
sholat dan membaca al-Qur’an.
Delapan jam waktu tidur kita….mengapa tak kita
buang 15 menit saja untuk sholat tahajud.
“Celupkan tanganmu ke dalam lautan,” saran Nabi
ketika ada sahabat yang bertanya tentang
perbedaan dunia dan akherat, “air yang ada di
jarimu itulah dunia, sedangkan sisanya adalah
akherat” Bersiaplah, untuk menyelam di “lautan
akherat”. Siapa tahu Allah sebentar lagi akan
memanggil kita,dan bila saat panggilan itu tiba,
jangankan untuk beribadah, menangis pun kita
tak akan punya waktu lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar