Sabtu, 23 Juli 2011

emha

Partai Mashriq Partai Maghrib
Partai Japemethe
Manusia sangat punya kesenangan untuk
bertengkar dan berpecah-belah satu sama
lainnya.
Manusia sangat suka membela golongannya
sendiri, partainya sendiri, alirannya sendiri,
kepentingannya sendiri.
Pembelaan atas golongannya sendiri itu bisa
berpijak pada keyakinan atas kebenaran
golongannya atau atas pilihan ideologi
kelompoknya atau yang banyak adalah karena
digolongannya itu terletak mata pencahariannya,
terletak pemenuhan atas kepentingan karier dan
keuntungan² pribadi lainnya.
Diantara yang berkecenderungan terakhir itu ada
yang karena keterpaksaan sebab tidak ada pilihan
lain kecuali loyalitas tunggal, atau ada yang karena
selalu merasa tidak cukup, alias karena
keserakahan.
Manusia sangat hobi makan 'ananiyah' : Keakuan,
kekamian, egoisme, egosentrisme.
Tidak hanya manusia² pemalu saja yang begini.
Para manusia tokoh dan kelas pemimpin pun
rata² begini. Ini wataknya.
Manusia mengkotakkan dirinya kalau tidakdi PPP
ya di Golkar atau PDI.
Manusia mengurung dirinya kalau tidak di Syiah y
di Sunni. Di Pekalongan atau di Bangil dan Jakarta
kedua golongan ini sedang asyik²nya bertengkar,
sampai sesekali hampir ke pergulatan fisik.
Manusia memborgol hidupnya kalau tidak di
Muhammadiyah ya di NU, atau ICMI, KAHMI,
HMI, PMII, kelompok diskusi ini dan itu yang
anggotanya 10 orang namun terpecah menjadi 15
bagian.
Manusia membatasi dirinya untuk ikut jalan tolnya
Mbak Tutut dan Hartono atau naik pesawatnya
Habibie dan Ginanjar, atau berpuluh-puluh
lokomotif dan gerbong lain yang sewaktu-waktu
bisa dilangsir dan diganti-ganti gandengannya.
Manusia bergaul satu sama lain dan punya
kesukaan untuk meng-klaim, “Khuwi japemethe.”
“Kae bocahe dhewe.” Itu orang kita.” “Itu anak
buah saya.” “Gali yang itu rekan saya, awas kamu
jangan berani-beraninya sama saya.”
Manusia penghuni partai masyariqatau partai
maghrib. Aliran Barat atau Timur. Dan pada saat
yang bersamaan mereka masing-masing
sesumbar tentang kemerdekaan, kebebasan, hak
asasi manusia.
Manusia sungguh-sungguh memiliki potensi
yang besar untuk bodoh dan munafik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar