Kamis, 12 Januari 2012

tentang kecewa

Setiap orang pasti pernah merasakanya. Namun,
kebanyakan dari kita selalu dan selalu merasa
sedih, kesal dan tidak menerima atas apa yang
menimpa diri kita. Tak jarang pula, kita yang tidak
lagi bisa menggunakan iman, logika, dan
kesantunan. Dalam sekejab, semua hilang atas
nama rasa sakit.
Ikhwah fillah yang dirahmati Allah,...
Renungkanlah bahwa ini adalah dunia, yang tidak
akan mungkin ada sesuatu yang sempurna di
dalamnya. Pun demikian dengan sebuah
kesempurnaan dari ego dan permintaan kita.
Pastilah tidak akan mungkin semuanya tercapai
dan terealisasi seluruhnya.
Dan atau mungkin rasa kecewa itu datangnya dari
kesalahan yang kita pilih dalam meletakkan harapan
yang terlalu banyak kepada makhluk. Padahal
dengan begitu, ada hal lain yang seharusnya
menjadi keharusan bagi kita untuk
mempersiapkannya, yaitu kekecewaan.
Betapa tidak, ibarat menyandarkan diri pada
sebuah banyangan tembok, yang ada adalah jatuh
dan terjungkalnya kita, karena bayangan adalah
sesuatu yang semu. Satu pertanyaan yang
kemudian muncul, kita posisikan Allah di mana?
Mungkin hari ini kita telah menyebut asma-Nya
yang amat Agung, namun mengapa kita lupa akan
kekuasaanNya? Tidak seharusnya kuasa Allah kita
nafikan, karena Dia-lah yang menciptakan kita. Dia
pasti lebih paham dengan apa yang telah
diciptakan-Nya Allah pasti punya rencana lain yang
jauh lebih baik dibandingkan keinginan dan
harapan-harapan kita.
Dan bahwa menjadi seorang muslim adalah
sebuah anugrah, yaitu ketika kita di berikan rahmat,
kita bersyukur, dan ketika kita di uji kita di ajarkan
untuk bersabar. Kedua hal itu semuanya adalah
bermuara pada sebuah kemuliaan.
Dan bahwa Allah tidak akan menguji kita, di luar
kemampuan kita. Itulah firman Allah yang tertulis
dalam Al Quran yang mulia. Maka jika kita
memang yakin dengan kekuasaan Allah, marilah
dengan penuh kemaafan dan kemakluman, kita
belajar mengobati luka kecewa itu, dan mendoakan
semoga hal yang menjadikan kita kecewa, di lain
hari bisa memuliakan kita, sebagai imbalan dari
pikiran positif kita terhadap Allah.
Kecewa memang kadang menghadirkan
kekosongan dalam jiwa kita. Dan proses
pengosongan memanglah sangat menyakitkan.
Tetapi, bukankah tanpa pengosongan tidak akan
ada pengisian?
Kita kecewa bukan berarti Allah tidak sayang, akan
tetapi pada hakikatnya Allah sudah menyiapkan
ganti yang lebih berharga dibanding keinginan
yang kita idam-idamkan dan tidak terwujud. Dan
satu- satunya yang harus kita lakukan, adalah
percaya. Semoga kita termasuk pemilik hati dan
laku yang selalu mengedepankan tentang
berprasangka baik kepada Allah, yang maha
menata takdir kita, dengan sedemikian cantik. Insya
Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar