Rabu, 11 Januari 2012

demenan

Cinta
itu
tidak
buta
karena
tidak
bermata
dan
tidak
tuli
karena
tidak
bertelinga. Cinta itu pasif........dan akan aktif
tergantung cara manusia mengaktifkannya. Jika
cinta hinggap di mata manusia yang jauh dari
nilai islam, akan merubah mata itu menjadi mata
keranjang. Jika cinta hinggap di hati manusia
yang bersahabat dengan syetan, maka cinta akan
menjelma menjadi birahi.
Karenanya tak sedikit manusia yang menjadi
BUDAK NAFSU dan menjadi KORBAN CINTA.
Cinta yang hinggap pada manusia durjana akan
merubah cinta menjadi perantara zina.
Akibatnya segala yang dilakukan atas nama
cinta menjadi bentuk zina yang terang
terangan.
Akibat cinta zina ini maka menjamurlah perilaku
syetan yang jadi kebanggaan. Percampuran dan
berdua duaan menjadi hal yang lumrah. Media
cetak dan elektronik berlomba memanas manasi
agar manusia lebih mencintai NAFSU ketimbang
AKAL SEHAT.
Dipampanglah dada dan paha wanita agar semua
orang tahu bahwa disanalah adanya cinta. Yang
lebih mengerikan, muncul budaya pacaran yang
asalnya untuk saling mengenal, maka kini
berubah menjadi upaya saling melampiaskan
nafsu hewan. Jadilah manusia itu binatang,
bahkan lebih sesat dari binatang. Kondisi ini
nampaknya telah membudaya. Muda mudi hilir
mudik setiap malam minggu hanya untuk
melampiaskan NAFSU HEWANnya. (menyusul =
membongkar kedok oknum muslim/muslimah
dibalik perilaku pacaran)
Kata Pacar sendiri ternyata berasal dari nama
sejenis tanaman hias yang CEPAT LAYU dan
MUDAH DISEMAI kembali. Tanaman ini tidak
bernilai ekonomis (tidak ada harganya) sehingga
tidak diperjualbelikan. Hal ini sebagai simbol
bahwa pacaran adalah sebuah perilaku yang
MURAHAN. Jika sudah puas dengan pacarnya,
maka dia dipastikan akan mudah mencari atau
beralih kepada pacar barunya, ini adalah sebuah
ketetapan yang sangat susah dicari alasan
penolakannya.
Praktek pacaran saat ini merupakan pembenaran
pada perilaku seksual.Terbukti fenomena
kehamilan remaja dan praktek aborsi jumlahnya
sudah diambang toleransi. Berbagai riset baik
diluar maupun di dalam negeri telah
menunjukkan betapa eratnya hubungan remaja
dengan seks bebas. Ramonasari (1996:304)
mengungkapkan bahwa hampir 80 % remaja
melakukan seks bebas dengan pacarnya dalam
jangka waktu pacaran kurang dari 1 tahun.
Dalam berpacaran, syetan bisa berasal dari sang
laki laki atau pun perempuan. Pada laki laki syetan
meniupkan godaan dengan cara menggombal.
Sementara wanita menggoda dengan auratnya
atau dengan pakaian menantang, ketat ataupun
tembus pandang yang dikenakannya. Jadilah
keduanya MANUSIA BERMENTAL IBLIS yang
saling menggoda dan tebar pesona kemanapun
langkahnya.
Kita, bahkan adik adik kita pun akan merasa tidak
aman dengan keadaan demikian bahkan serasa
tidak berdaya untuk menggempur lajunya.
Keadaan negara dengan hukum yang seenaknya
dibuat lalu seenaknya dilanggar membuat
bencana ini makin menggila. Satu satunya jalan
adalah menerapkan hukum sempurna yang tak
satupun orang berani melanggarnya kecuali dia
akan di kepung oleh para pengawal hukum
tersebut yang notabene sekarang justru
dibelenggu oleh orang orang yang Naudzubillah
dalam Al Quran disifatkan dengan ORANG
MUNAFIK.
"Jika dikatakan kepada mereka, “Marilah kalian
(tunduk) pada hukum yang telah Allah turunkan
dan pada hukum Rasul,” niscaya kamu lihat
orang-orang munafiklah yang menghalangi
(manusia) dengan sekuat-kuatnya......." (QS an-
Nisa : 61-63)
Jika sudah jelas seperti itu, bagaimana nasib para
pemimpin negeri ini? anggota dewan negeri ini?,
atau mungkin ada dari pembaca situslakalaka
yang menemukan rujukan yang lebih sempurna
dari sinyal Allah diatas ? Wahai para praktisi
muslim, cendekiawan muslim, buktikan kalau
kalian bukan cuma berakal. Indonesia pun masih
ada di bumi Allah sebagaimana negara negara
yang lain. Tidak takutkah kalian, tidak malu kah
kalian? Jika kalian merasa keberatan dengan
hukum itu, CARILAH BUMI LAIN SELAIN
BUMI ALLAH !!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar