Minggu, 08 Januari 2012

jilbab istriku..

Makna selembar kain yang menutup wajah
anggun itu, ia bukanlah tempat bersembunyi agar
wajah pas-pasan tidak terlihat, bukan pula tempat
menutup wajah cantik nan menawan, ia adalah
kain penutup yang bermakna ketakwaan.
Ketakwaan seorang wanita pada Allah dan Rasul-
Nya, sebagai bentuk rasa berserah sang hamba
pada-Nya.
Makna selembar kain yang menutup di wajah ini, ia
bukanlah sarana untuk membanggakan diri agar
terlihat lebih baik daripada yang lain, bukan pula
alat untuk unjuk gigi agar disebut shalihah
ketimbang yang tidak menutup muka, juga bukan
benda yang difungsikan untuk pamer dan riya’. Ia
adalah pakaian anggun yang mempunyai fungsi
sebagai pengontrol, agar terkendali sikap ini
berbuat aniaya dan hina. Pengendali agar diri tidak
terjerat pada ajang tebar pesona, entah di dunia
nyata atau maya.
Makna selembar kain yang menempel di wajah ini,
ia bukanlah kain yang dikenakan untuk tujuan
meraup simpati, tidak juga untuk tebar pesona dan
gengsi. Ia adalah kain yang mempunyai berlapis-
lapis manfaat, agar terjaga pandangan ini, terjaga
sikap ini pada lawan jenis yang bukan mahram,
juga untuk melindungi diri dari gangguan manusia
jahil.
Makna selembar kain di wajah ini, ia bukanlah alat
untuk meneriakkan ‘aku wanita bercadar yang lebih
baik dari kalian yang tidak bercadar’, tetapi ia adalah
alat untuk menutup aurat dan membedakan jati diri
muslimah dengan yang lain, yang dikenakan
bukan untuk merasa lebih baik dari yang tidak
bercadar. Ia adalah alat untuk mengukur diri,
sudah benarkah sikap ini sebagai muslimah sejati?
Juga sebagai alat untuk menahan diri dari
kehidupan dunia gemerlap.
Makna selembar kain yang melekat di wajah ini, ia
bukanlah kain yang cukup diartikan sebagai
penutup wajah saja. Ia adalah kain yang
hendaknya membuat diri pemakai semakin giat
mencari tahu, kenapa harus mengenakannya, agar
pemakai tidak jatuh pada taqlid/buta.
Makna selembar kain yang membalut diwajah ini,
ia bukanlah pertanda bahwa berarti pemakainya
adalah manusia istimewa, tetapi dari kain itulah
wanita belajar agar istimewa, menghindari pujian,
menepis sanjungan, menolak simpati murahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar