Minggu, 05 Februari 2012

biarlah bambu yang bercerita

Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah
seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang
di antara batang-batang bambu lainnya. Suatu hari datanglah
sang petani yang empunya pohon bambu itu.
Dia berkata kepada batang bambu, “Wahai bambu, maukah
engkau kupakai untuk menjadi pipa saluran air, yang sangat
berguna untuk mengairi sawahku?”
Batang bambu menjawabnya, “Oh tentu aku mau bila dapat
berguna bagi engkau, Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan
kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu.”
Sang petani menjawab, “Pertama, aku akan menebangmu
untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu.
Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat
melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan
membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku.
Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam
batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila
aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi
pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawahku
sehingga padi yang kutanam dapat tumbuh dengan subur.”
Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam…, kemudian
dia berkata kepada petani, “Tuan, tentu aku akan merasa
sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit
ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih
sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang
indah ini, dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-
ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat
penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses
itu, Tuan?”
Petani menjawab batang bambu itu, “Wahai bambu, engkau
pasti kuat melalui semua itu, karena aku memilihmu justru
karena engkau yang paling kuat dari semua batang pada
rumpun ini. Jadi tenanglah.”
Akhirnya batang bambu itu menyerah, “Baiklah, Tuan. Aku
ingin sekali berguna bagimu. Ini aku, tebanglah aku,
perbuatlah sesuai dengan yang kau kehendaki.”
Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu
indah yang dulu hanya menjadi penghias halaman rumah
petani, kini telah berubah menjadi pipa saluran air yang
mengairi sawahnya sehingga padi dapat tumbuh dengan
subur dan berbuah banyak.
***
Pernahkah kita berpikir bahwa dengan masalah yang datang
silih berganti tak habis-habisnya, mungkin Allah sedang
memproses kita untuk menjadi indah di hadapan-Nya?
Sama seperti batang bambu itu, kita sedang ditempa, Allah
sedang membuat kita menjadi manusia yang berguna. Dia
sedang membuang kesombongan dan segala sifat kita yang
tak berkenan bagi-Nya. Tapi jangan kuatir, kita pasti kuat
karena Allah tak akan memberikan beban yang tak mampu
kita pikul. Jadi maukah kita berserah pada kehendak Allah,
membiarkan Dia bebas berkarya di dalam diri kita untuk
menjadikan kita alat yang berguna bagi-Nya?
Seperti batang bambu itu, mari kita berkata, “Ini hamba-Mu
ya Allah, perbuatlah sesuai dengan yang Kau kehendaki.
Hamba siap menjalaninya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar